KEPEDULIAN: RAPI Bandar Lampung Bantu Korban Banjir

PADANGCERMIN (Lampost): Penggemar radio komunikasi yang tergabung dalam wadah Radio Antar-Penduduk Indonesia (RAPI) Wilayah 1 Bandar Lampung memberikan bantuan kepada korban banjir bandang di Padang Cermin Pesawaran, Sabtu (20-1).

Bantuan berupa sembako (mi instan dan beras) serta uang disampaikan secara langsung kepada masing-masing kepala keluarga yang rumahnya hanyut diterjang banjir bandang. Penyerahan sembako itu disaksikan kepala dusun di Kampung Kejadiandalam dan Kampung Dantar, Desa Padangcermin, yang merupakan kawasan terparah. Satu per satu anggota RAPI dari beberapa lokal di Bandar Lampung menyerahkan sembako kepedulian kepada warga. "Ini nilainya memang tidak seberapa. Tolong diterima ya, Pak, sebagai bentuk kepedulian kami," ujar Indra Sanjaya (JZ 08 AIS), didampingi Bambang S. (JZ 08 BMG) dan belasan anggota RAPI lainnya.

Marzuki (37), kadus Kampung Kejadian, mengucapkan terima kasih atas kepedulian warga RAPI terhadap nasib warganya yang kehilangan rumah dan harta benda. Menurut Marzuki, bantuan seperti itu pun terus mengalir dari pemerintah setempat, termasuk Dinas Sosial di Pesawaran.

Marzuki mengatakan di dusunnya ada sekitar 40-an kepala keluarga rumah menjadi korban, beberapa di antara mereka rumahnya hanyut terbawa arus.

Ucapan terima kasih kepada anggota RAPI Wilayah 1 juga disampaikan Camat Padangcermin Darwis.

Berdasarkan pantauan Lampung Post di lokasi kejadian, rumah yang hanyut itu milik Wagirin, Jari, Yanto, Romadhon, Muktar, dan Nurwahid.

Sariban (45), warga yang tinggal di sekitar Sungai Panaga, mengatakan malam nahas itu, sekitar pukul 02.00, ketika semua warga terlelap karena hujan turun deras, secara mendadak datang banjir bandang. Air yang mengalir di Sungai Panaga meluap hingga setinggi sekitar 1 meteran mencapai daratan. Air deras yang meluncur deras itu disertai potongan-potongan kayu besar. Kayu itu pun menabrak dinding rumah. Akibatnya, rumah roboh dan ikut terbawa arus. "Rumah saya dindingnya jebol. Beruntung, kami cepat menyelamatkan diri," ujar Sariban.

Pengalaman serupa dialami warga lainnya yang tinggai di tepi jalan raya Kampung Kejadian. Rumah berdinding geribik dan papan itu tak luput diterjang air bah. "Saya sudah kebingungan harus menyelamatkan anak-anak dan barang dalam rumah, Pak," ujar seorang petani. Beruntung, ujarnya, ada kayu besar tersangkut di tower seluler sehingga dapat menjadi pertahanan warga yang nyaris terbawa arus. "Untung, Pak, malam itu ada kayu besar sekali nyangkut di tower besar itu," ujar pria itu sambil menunjuk ke arah tower yang hanya berjarak sekitar seratusan meter dari rumahnya.

Kemarin siang sebuah alat berat mengeruk semua material batu yang menghalangi kelancaran air di Sungai Panaga. Bebatuan yang membuat air mampat diangkat dan ditumpuk di pinggiran aliran Sungai Panaga. Meskipun demikian, menurut warga, ancaman banjir masih bisa saja terjadi karena banyak hutan register yang gundul dan tidak ditanaman kembali. "Biar sungai sudah dikeruk, ancaman banjir masih tetap ada karena di gunung banyak yang gundul," kata warga. n RIS

Dikutip dari http://www.lampungpost.com/cetak/berita.php?id=2010022023320523



Comments

Popular posts from this blog

GUBERNUR TINJAU OPERASI PASAR MINYAK GORENG DI LAMPUNG TIMUR

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA Nomor : 35 TAHUN 2003 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KEHUTANAN DAN ANGKA KREDITNYA

GILIRAN SRI JAYA DAN LEPANG TENGAH