NILAI LOYALITAS DAN KOMITMEN DALAM ORGANISASI

Sudah menjadi rahasia umum dalam berorganisasi terutama pada organisasi yang dapat menghasilkan benefit dan salary terdapat kepentingan untuk senantiasa bertahan dan melanggengkan posisi. Kepentingan tersebut  didasarkan faktor-faktor dan tujuan masing-masing personal. Sebagai contoh menjelang pemilu legislatif ini,  marak terjadi perpindahan dari satu partai kepartai lain dengan berbagai alasan. Tentunya alasan kalasik yang sering didengar yaitu sudah tidak sejalan dengan idealisme dan cara pandang terhadap organisasi tersebut. Namun secara logis adanya fenomena perpindahan dari satu organisasi ke organisasi lain dalam hal organisasi yang sama prinsip kerjanya lebih didasarkan pada tingkat loyalitas.
Kata loyalitas mengandung sedikitnya dua subjek yang saling berkaitan. Yaitu antara sesuatu ataupun orang yang melaksanakan loyalitas dan yang menerima loyalitas. Contohnya loyal terhadap pimpinan, loyal terhadap pekerjaan, loyal terhadap pelanggan, loyal terhadap organisasi. Munculnya sifat loyalitas sangat ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya adalah : kesetiaan, komitmen, kepatuhan dan ketaatan. Secara kasat mata tentu sangat berbeda antara loyalitas pada jabatan dalam organisasi dan loyalitas pada sosok. Namun implementasinya sangat sulit untuk memisahkan  antara keduanya.
Loyalitas diambil dari kata loyal, dalam kamus besar bahasa indonesia berarti kepatuhan atau kesetiaan. Loyal berarti berusaha  tidak melanggar dan tetap mengikuti seseorang atau sistem dalam keadaan dan situasi apapun. Jika dilihat dari definisi tersebut, maka loyalitas lebih bersifat emosi dan terkesan tendensius. Dengan demikian loyalitas tidak serta merta membutuhkan penjelasan yang rasional.
Loyalitas seseorang terhadap organisasi membutuhkan pengorbanan terhadap kepentingan pribadi tanpa mengharap apapun. Hal yang paling mendasar dari loyalitas adalah komitmen dari seseorang untuk menunjukkan kinerja yang terbaik dan perasaan puas dengan situasi yang ada. Bukan karena baru atau lamanya seseorang bekerja ataupun berapa yang dihasilkan dari pekerjaannya. Namun yang lebih penting bagaimana orang tersebut mengedepankan rasa tanggungjawab untuk menjaga nama baik organisasi.
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa loyalitas erat kaitannya dengan komitmen. Menurut Robbins dan Judge (2007) menjelaskan tentang komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keangotaannya dalam organisasi. Sedangkan Mathis dan Jackson (dalam Sopiah, 155) mendefinisikan komitmen organisasional sebagai derajad dimana karyawan percaya dan mau menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasinya.
Komitmen terhadap organisasi lebih dari sekedar pengakuan posisi dalam keanggotaan formal namun yang lebih penting bahwa yang bersangkutan merasa memiliki organisasi dan senantiasa untuk melakukan apa yang menjadi kepentingan organisasi. Nilai-nilai yang komitmen juga berpengaruh terhadap tingkat kinerja seseorang karena rasa ketertarikan terhadap tujuan organisasi. Tentunya seseorang tersebut ingin dilibatkan dalam setiap kegiatan terutama terhadap tugas pokok dan tanggung jawab yang diemban.
Tinggi rendahnya komitmen seseorang terhadap organisasi menyebabkan tingkat kualitas dan kuantitas tanggung jawab. Selain tanggung jawab, hal lain yang mempengaruhi komitmen adalah keputusan rasional. Dengan kata lain komitmen dipengaruhi persoalan untung rugi atas pengorbanan yang dilakukan.
Sementara itu, Minner (dalam Sopiah, 2008) mengemukakan empat faktor yang mempengaruhi komitmen seseorang antara lain :
1.      Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan kepribadian;
  1. Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik peran, tingkat kesulitan dalam pekerjaan;
  2. Karakteristik struktur, misalnya besar kecilnya organisasi, bentuk organisasi, kehadiran serikat pekerjan, dan tingkat pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan;
  3. Pengalaman kerja. Pengalaman kerja seorang karyawan sangat berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi. Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu memiliki tingkat komitmen yang berlainan.
Dengan demikian loyalitas dan komitmen tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Apa yang harus diutamakan antara loyalitas dan komitmen masih menjadi perdebatan. Tinggal tergantung bagaimana seseorang menempatkan diri dengan tetap berpikir rasional terhadap kepentingan organisasi.

Comments

Popular posts from this blog

GUBERNUR TINJAU OPERASI PASAR MINYAK GORENG DI LAMPUNG TIMUR

GILIRAN SRI JAYA DAN LEPANG TENGAH